Tuesday, March 3, 2015

Antara Hak & Kewajiban

Hidup ini merupakan pilihan....

Pilihan itu terdiri dari hak & kewajiban, tetapi lebih banyak kita di tuntut oleh kewajiban kita hingga membuat hak pribadi kita tertutup dengan besarnya kata kewajiban

Setiap keputusan yang kita ambil lebih banyak kita utamakan akan kewajiban dan bila kita lebih mementingkan hak pribadi diatasnya banyak sekali kritikan dan cemoohan yang kita dapat baik itu di dalam lingkup yang kecil maupun ruang lingkup yang besar.

Dan yang selalu di tuntut akan kewajiban itu ternyata lebih banyak buat kaum wanita daripada kaum laki - laki. Contoh nyata yang sering kita lihat di dalam rumah kita sendiri.
Seorang wanita dari semenjak dia dilahirkan ke dunia ini sudah membawa tanggung jawab kewajiban lebih berat daripada laki - laki.
Umur 0 - 1 tahun, bayi perempuan lebih cepat mandiri daripada bayi laki - laki dan kebanyakan sebelum umur 2 tahun bayi perempuan lebih cepat belajar cara makan sendiri, bicara dan sudah tidak rewel di bandingkan bayi laki - laki, ini karna perempuan lebih cepat mengerti akan kewajibannya.
Memasuki pengenalan masa sekolah (paud maupun TK) anak perempuan lebih cepat mandiri dan tidak membuat ibunya terlalu repot,kadang - kadang sudah bisa menyiapkan dirinya sendiri.
Bila pada umur tersebut memiliki adik, anak permpuan lebih cepat mengerti dalam membantu meringankan beban ibunya.
Itu sekelumit kewajiban yang transparan pada diri perempuan umur balita.
Setelah remaja, perempuan lebih mengerti kewajibannya sebagai kodrat perempuan dan lebih banyak mengambil alih pekerjaan rumah yang selama ini terbebani di pundak ibunya.
Dan selalu ada kata yang sering di lontarkan ibu - ibu kepada anak perempuannya seperti ini :
" Sebagai perempuan itu harus bisa masak, manak (punya anak) & macak (berhias) sehingga suami tidak akan lari ke perempuan lain"
Bagaimana dengan perempuan yang memiliki karir yang bagus dan pendidikan yang tinggi ?
Pasti pernah dengar kata - kata berikut ini " Sehebatnya perempuan di luar sana tetap dia seorang istri yang harus tunduk dengan suaminya"

Di zaman era emansipasi buat kaum perempuan itu sebenarnya tetap masih transparan, karna masih banyak perempuan - perempuan yang belum bisa mengespresikan hak - haknya  baik dalam hal pribadi maupun secara global, pada akhirnya tetap kaum perempuan harus tunduk akan adat istiadat ketimuran kita.

Jadi, gimana kita harus menghadapi persoalan ini ? sehingga kaum perempuan tidak hanya dijadikan obyek kewajiban saja tanpa pernah di pandang kebutuhan haknya.

Jarang sekali, saya menemukan kaum laki - laki yang mau membantu pekerjaan yang biasa di lakukan kaum wanita, contoh yang paling simple yaitu menjaga anak, kadang - kadang sebagai seorang ibu dan juga istri ingin membantu perekonomian keluarga tapi karna terbentur dengan masalah jaga anak dan pekerjaan rumah tangga lainnya, seorang ibu jadi di hadapkan dilema yang cukup tinggi, kalau diam di rumah kebutuhan sering keteteran, kalau kerja....uang dapat tapi anak jadi tidak terurus dan ujung - ujungnya suami hanya bisa menyalahkan ibu rumah tangga tanpa pernah melihat dari sisi yang di hadapin seorang Ibu.

Sebenarnya, kaum wanita itu memiliki multi talenta yang jarang di sadari orang - orang di sekitarnya.
Seorang perempuan bisa jadi Ibu,istri, tukang masak,guru,tukang ojek, kasir, teman, penyanyi dan masih banyak lagi, semua itu dilakukan sesuai kebutuhan yang sedang di jalani.
Bayangkan....seorang wanita, bangun di pagi hari sudah berjibaku dengan dapur dan anak - anak sedangkan kaum bapak masih molor diatas tempat tidur yang nyaman.
Setelah anak - anak siap, harus membangunkan sang Bapak (yang mestinya sadar sendiri tanpa harus di bangunkan) dan kadang - kadang masih malas - malasan padahal anaknya sudah nggak sabar karna jam sudah berlari dengan cepat.

Seorang perempuan juga manusia biasa, yang suatu saat juga ingin memiliki me time untuk merecharge dirinya, tapi sangat sedikit sekali hal ini di perhatikan oleh orang - orang di sekitarnya.
Kapan yach....pemerintah membuat hari Free perempuan (bukan hanya free car aza) sehingga semua
perempuan bisa memanjakan dirinya dengan apa yang selama ini di idamkannya.

Hal tersebut, kadang - kadang membuat diriku sebel denga keadaan....tapi kalau sudah melihat para malaikat kecilku sehat dan tersenyum....kelelahan itu serasa lari entah kemana.

Jadi, buat para jomblowan dan jomblowati, berbahagialah kalian yang masih bisa membuat me time lebih banyak daripada yang sudah berkeluarga. Jangan merasa risih dengan status seorang jomblo....tapi jangan keasikan menjomblo yach....

Salam Emansipasi........


No comments:

Post a Comment