Sunday, July 30, 2017

Jalan - Jalan ke Pulau Serangan

Sore ini...sekitar jam 15.40 tanggal 30 Juli 2017, aku, Ji Woo, Sammy dan Bapaknya (Edy dan Nona tidak ikut karna ada kegiatan) jalan - jalan ke Pulau Serangan. Pulau ini masih masuk wilayah Badung dan jarak tempuh dari rumahku sekitar 15 menit bila tidak macet. Biasanya arus macet terjadi setelah memasuki jalan menuju ke by pass, untungnya kita menggunakan motor, Ji woo denganku dan Sammy dengan Bapaknya, kalau satu motor nanti kasihan motornya...maklum muatannya melebihi kapasitas...apalagi emaknya...kkkkkk (walau sudah sedikit langsing saat ini)

Aku lahir dan besar di daerah Denpasar tapi lucunya ini merupakan kunjunganku yang pertama sedangkan Ji Woo & Sammy sudah sering ke tempat ini karna mengikuti Om nya mancing, kalau tidak ada misi mencari trumbu dan kerang laut untuk hiasan aquarium suamiku mungkin aku tidak pernah menginjak kakiku ke pulau Serangan.....kasihan banget yach diriku, padahal aku kerja di biro perjalanan tapi setelah menikah apalagi punya anak, semangat jalan - jalanku luntur dan hilang entah kemana. Padahal dulu aku biangnya melali alias batis mekadeng (istilah orang Bali) alias suka jalan - jalan. Jalan menuju pantai aza Sammy dan Ji Woo yang menunjukkan.

Memasuki jalan menuju Pulau Serangan saat ini sangat mudah tidak seperti waktu aku masih sekolah, yang harus menyebrang menggunakan perahu kecil, saat ini sudah ada jalan yang sangat mulus dan luas dan yang datang juga banyak sekali terutama anak - anak muda, ada yang latihan motor dan ada juga yang latihan mobil. Waktu era Soeharto di Pulau Serangan ini akan di bangun lapangan golf yang terbesar di asia, karna beliau lengser jadinya proyeknya tertunda, tapi sebagian proyek itu sudah dapat di rasakan manfaatnya, termasuk diriku.


Trumbu karang di pinggir pantai dan kerang yang sedang kita cari



Pantainya masih alami dan bersih














Jalan menuju pantai seperti hutan, seneng sich tapi paling bagus pagi hari pasti udaranya segar banget











Saking sibuknya mencari kerang dan trumbu karang yang berserakan di tepi pantai, tidak terasa hari mulai menjelang matahari tenggelam. Kita putuskan untuk kembali, sebelum pulang kita mampir ke tempat makan yang ada di bagian pantai yang lain, kalau pantai yang kita datangi, penjual di larang masuk sehingga pengunjung harus membawa bekal sendiri. Karna itu pantainya cukup bersih dari sampah - smpah non organik. Kita mampir ke salah satu warung yang menjual makanan laut yang menurutku lebih enak dan murah daripada di daerah Jimbaran.






Kita memilih kepiting, cumi dan ikan sirip kuning (nama pastinya lupa), kepiting di masak kuah kuning, cumi di masak asam manis, ikan di panggang plus sambal matah (sambal khas bali) dan plecing kangkung.....Wah...benar - benar enak ...Sammy dan Bapaknya semangat banget makannya, oh iya....mereka juga menjual rujak dan bulung, bulung ini bahasa Indonesianya artinya rumput laut, yaitu rmput laut yang telah di cuci bersih dan masak sebentar di air panas kemudian di beri bumbu kelapa parut (kelpa yang di panggang), dan dibumbui cabe,garam dan terasi juga di siram dengan kuah ikan....Wuih ini makanan favoritku, awalnya suamiku dan anak - anak merasa aneh, tapi saat melihat ku makan dengan lahap, akhirnya mereka juga mencoba.

Sambil menunggu makanan yang kita pesan dimasak, Sammy dan Ji Woo bermain mengusir kejenuhannya






Bulung alias rumput laut 




 Dan inilah hasil karya sammy & bapaknya, untuk memenuhi aquarium mereka




Kalau ikannya bisa bicara...pasti dech mereka akan mengucapkan terima kasih yach untuk rumah baru mereka

Selamat Hari Minggu..........
















No comments:

Post a Comment