Thursday, November 13, 2014

Golden Eye Part 2

Sore itu, Kak Hans datang kerumahku dengan tanpa kesasar, jago juga Kakak satu ini, padahal aku hanya menggambar denah alamat rumahku secara garis besarnya aza.

Sebelum ia mengucapkan salam, aku udah membuka khan pintu, sehingga Kak Hans jadi kaget dech (kkkkkkkk)
"Eh...kok kamu tahu kalau ada yang mau namu ?"
"Kak Hans...kaget yach ? kataku dengan wajah yang polos.....
"Eh...iyalah...
"Masuk...Kak...."
"Eh iya...terimakasih...boleh aku duduk ?
"Silahkan...Kak...nggak bakalan di gigit...kok.. (jawabku sekenanya)

Kak Hans duduk di kursi bambu di samping pintu sambil menatap ke arah dinding rumah yang ada lukisan potret keluarga besarku

"Eh...Han...itu lukisan keluarga besarmu yach"
"Iya...Kak...itu dibuat ama Kakek waktu masih hidup"
"Mau minum apa Kak...sambil tunggu Ibu datang yach...soale Ibu masih nganter Bapak periksa"
"Oh...nggak usah repot Han..."
"Ah...air aza kok"
"Iya dech...air putih aza"
"Kamu nggak punya saudara yach ?
"Nggak, Kak"

Dari jauh terdengar suara wanita yang sedang memanggil nama Hana
"Hana....Hana....Hana...."
"Iya, Mak..."
"Tolong bantu sebentar nich"
Hana bergegas keluar,sambil melirik ke diriku untuk meminta permisi, aku tersenyum sambil mengganggukkan kepala.
"Maaf yach...Kak"
"Gak pa pa...Han"
"Ada siapa di dalam...Han, tanya Ibu sesampai Hana diluar"
"Oh...itu Kak Hans yang aku cerita sama Mak,malam kemarin"
"Ooh...udah lama menunggu ?
"Baru lima menit,Mak"

Tak berapa lama Orangtua Hana sudah masuk kedalam ruang tamu yang sederhana tersebut, saat mata mereka melihat Hans, mereka sangat kaget sekali dan serta merta Ibu Hana menangis,Hana menjadi bingung setengah mati dan tidak mengerti apa yang terjadi.

Ayah sepertinya mengerti akan pikirana Hana & Hans dan coba menenangkan Ibu.
"Sudahlah , Las....jangan membuat mereka berdua bingung dan takut.
"Oh...maafkan...kamu benar Hans anak Pak Frans ?
"Benar...Tante, saya Hans anak Pak Frans ?
"Bagaimana...Tante tahu nama Bapak saya ?

Kulihat, Ibu menghela nafas panjang dan ayah membantu Ibu untuk duduk dan ayah pun menarik nafas sebelum memulai pembicaraan ini.

"Pak Frans...itu suami pertama Ibu Hana, Hana ini adik kandungmu Hans"
"Maaf...kalau membuatmu kaget dengan pernyataan Om"

Hans dan Hana hanya bisa bertatapan mata dan menatap dengan penuh kebingungan

"Mak, tolong ceritakan , kenapa selama ini, Mak, tidak pernah cerita ?

"Maaf...beribu ribu maaf, Hana"
"Ini semua,Mak, lakukan karna demi keselamatan kalian berdua"
"Demi keselamatan kami, Tante...eh..Ibu"
"Iya...Hans"

Perlahan - lahan, Ibu Hana bercerita bagaimana ia harus pergi dengan terpaksa meninggalkan Hans yang waktu itu berumur 5 tahun dan membawa Hana yang masih berumur 6 bulan balik ke Indonesia.
Ayah Hans ternyata seorang ahli kimia yang sangat jenius yang diculik saat menghadiri pertemuan penting di London.

"Kenapa...Ibu, tidak membawa aku juga waktu itu, tanya Hans dengan gemetar"
"Bukan Ibu sengaja melakukannya...Hans, waktu itu kamu juga seorang anak yang sangat pintar dan mereka tidak mau kamu jatuh ke orang yang salah, jadi kamu diambil alih oleh negara dan di tinggal di London sampai kamu genap berumur 10 tahun, tapi setiap  6 bulan sekali mereka mengirim data - data dan foto tentang perkembanganmu.

"Terus...ayah Frans sekarang dimana, Bu ?
Ibu menatap Hans dan Hana bergantian, kemudian menangis perlahan
"Ayah kalian, saat ini berada di tempat yang aman, tapi untuk saat ini mereka belum memperbolehkan kita bertemu, sedangkan Ibu pun sampai saat ini belum bisa menelponnya.

"Kalau gitu....selama ini yang kupanggil ayah ini, siapa...Mak?
"Ayah angkatmu ini adalah sahabat baik ayah kandungmu, dia dengan sukarela menemani ibu membesarkan Hana tapi sayang beberapa bulan yang lalu beliau harus mengalami kecelakaan yang disebabkan mata - mata yang telah menculik ayahmu hingga harus sering mengalami sakit pada paru - parunya.
"Kalau gitu, untuk biaya operasi itu, apakah  sudah ada ?
"Maaf khan Mama, Hana, sebenarnya biaya operasi itu mudah saja di peroleh tapi Mama takut ketahuan mata - mata tersebut, jadi Mama tidak mau membuat masalah ini semakin rumit.

Hans dan Hana hanya duduk termangu mendengar cerita yang di jelaskan bergantian dari kedua orang yang ada di depan mereka, Hana sendiri masih merasa linglung mendengar penjelasan Ibunya, dia merasa semua ini pasti mimpi. Hans juga dalam keadaan bingung dan seperti dalam mimpi saja.

Sekitar satu jam kemudian, 04 orang tersebut duduk dengan serius dan terutama Hans dan Hana, mereka berdua menyimak tapi di dalam otak mereka bergayut tanda tanya besar akan hal yang baru mereka dengar tersebut.

Hana merasa seperti putri tidur yang baru tersadar dari mimpi panjangnya sedangkan Hans merasa seperti orang buta yang baru bisa melihat sehingga cerita yang baru di dengar dan apa yang terlihat di depan matanya seperti hal baru yang harus di cerna dengan pelan dalam usus 12 jarinya.

Begitu banyak pertanyaan dan jawaban yang ingin mereka ajukan dan dengar tapi mereka bingung akan memulainya dari mana.

Akankah Hans dan Hana menerima semua kenyataan itu ?

Ditunggu kisah selanjutnya.....












No comments:

Post a Comment