Monday, September 1, 2014

Golden Eye

Hana adalah seorang gadis yang sangat manis dan baik hati, walaupun dia anak satu - satunya tapi Hana tidak pernah merepotkan dan manja.

Saat umurnya 14 tahun, ayahnya di vonis memiliki penyakit jantung dan salah satu ginjalnya sudah tidak berfungsi, Hana sangat sedih sekali apalagi mulai saat itu Ibunya lah yang menjadi tulang punggung keluarga.

Sehabis berjualan, Ibu Hana dengan rajin mengambil cucian dari para tetangga yang memang sudah sangat menyukai hasil kerja dari Ibu Hana yang terkenal rapi dan bersih.

Suatu hari, dokter memberi saran ke Ibu Hana untuk melakukan operasi sehingga membantu pernafasan Ayah Hana yang sering sesak nafas karna di temukan cairan yang sudah memasuki daerah paru - parunya.

Ibu Hana sangat sedih sekali karna biaya operasi yang di perlukan lumayan besar sedangkan uang yang di hasilkan dari berjualan dan mencuci pakain hanya bisa mencukupi biaya makan dan pengobatan ala kadarnya, biaya pendidikan Hana selama ini dari beasiswa yang di dapat Hana.
Hana adalah anak yang sangat cerdas sehingga dari tingkat sekolah dasar hingga Sekolah Menengah Pertama biaya pendidikannya di tanggung sekolah dan beberapa donatur yang sangat mendukung kerja kerasnya.

" Mak, kok...dari tadi, aku perhatikan...emak gelisah sekali ?
"Ada Apa ?

Ibu Hana, terdiam dan duduk di bangku kayu di ujung dapurnya dengan pikiran yang masih galau antara ingin bercerita dan ragu - ragu.

"Mak, kalau ada hal yang perlu di bicarakan bersama, jangan di pendam sendiri, siapa tahu dengan 2 kepala kita bisa mendapat sedikit jalan keluar.

Sambil menimbang dalam hati, Emak membenarkan juga apa yang di katakan Hana tersebut.

"Han....02 hari yang lalu, waktu Mak mengantar Bapakmu kontrol ke Rumah Sakit, dokter menyarankan untuk operasi penyedotan air yang ternyata selama ini ada di paru - paru Bapakmu, sehingga hal ini akan membantu Bapakmu yang sering sesak nafas itu.

"Oh...Mak...sedih karna biaya yang harus disiapkan untuk operasi itu ?

"Iya...Han...sedangkan Mak...tidak ada tabungan sedikitpun, hasil jualan dan mencuci yang selama ini habis untuk biaya hidup kita sehari - hari dan biaya berobatpun itu juga karna bantuan Dr. Arief, kamu tahu kan ?

Hana tertunduk dengan diam tapi otaknya berputar untuk mencari jalan keluar...tiba - tiba Hana teringat akan iklan yang dibaca di Mading sekolahnya yang mencari seorang asisten untuk mengajar beberapa bidang studi yang kebetulan semuanya dikuasai Hana.

"Mak...aku keluar sebentar dulu yach"

"Kamu mau kemana...Han...."

"Sebentar saja Mak....nanti kuceritain dech....doain yach supaya berhasil.

Hana...bergegas menaiki sepedanya menuju alamat yang sudah diafalnya sebelumnya. Emak...hanya bisa memandangi punggung anaknya dengan memanjatkan doa dengan sendu.

Ternyata alamat yang di cari tersebut berada tidak jauh dari rumah dokter Arief, Jalan Mawar no. 20 tepat berada di depan mata Hana, sebuah rumah bergaya joglo dengan cat pagar warna hijau tua yang memiliki kebun yang sangat asri, Hana sampai kagum melihat kebun yang di penuhi bunga mawar aneka warna dan ada juga beberapa pohon mangga dan jambu biji yang tidak terlalu besar tapi sangat sarat buahnya....tanpa sadar Hana menelan air liurnya.... Wah...kebun yang indah...pasti orang yang merawat sangat ahli dalam perkebunan nich.
Cepat - cepat Hana memencet bel yang di tempel di bawah lampu hias yang ada di luar pagar, lampu hiasnya juga unik...seperti lampu badai...
Lima menit kemudian terdengar suara dari intercom yang di pasang di samping bel, sehingga membuat Hana kaget.

"Siapa yach....
"Saya Hana, apa bisa ketemu Pak Hans ?
"Hana....mmmm...ada keperluan apa yach ?
"Saya mau melamar jadi asisten Pak Hans ?
"Oh....tunggu sebentar...

Tidak sampai 10 menit, keluar seorang pemuda yang wajahnya lumayan manis, kulitnya sedikit terang, rambutnya ikal dan lumayan tinggi dan senyumnya sangat manis, jadi nggak bosen dech memandangnya.

"Hai...Hana...saya Hans....

Aku terkesima dan sampai lupa untuk menyambut uluran tangannya....

"Oh....iya...Pak Hans...saya Hana
"Jangan panggil Pak...panggil kakak aza...saya belum tua,"ujar Hans sambil mengaruk kepalanya
"Oh...maaf...Kak...kupikir...Kakak udah tua banget (sambil ku melirik dengan malu).

Si Hans tambah nyengir kuda lagi dech

"Benar Hana mau jadi asisten saya dalam mengajar bimbel (bimbingan belajar).
"Iya Kak...kalau kakak tidak ragu dengan kemampuan saya.
"Ok lach...coba kamu selesaikan beberapa soal yang ada dulu yach"
"Ayo...masuk.

Wah...rumah ini benar - benar indah dan asri, pasti dech yang punya pencinta alam banget, melewati kebun mawar ada kolam kecil yang dapat kita dengar gemericik air yang sangat meneduhkan hati, di tengah kolam ada jembatan kecil yang menghubungi ke dalam ruang tamu.
Ruang tamunya bergaya tradisional dan elegan, didinding terdapat lemari kayu dan terdapat buku dan majalah untuk mengusir kejenuhan bagi tamu yang menunggu, disudut ruang tamu terdapat pantry.

"Hana, duduk dulu yach....Oh yach...mau minum apa ?
"Ah...nggak usah repot Kak...."
"Hanya air aza...nggak repot donk....bentar yach....santai aza.
"Ini diminum dulu...saya ambil soal - soal sebentar.

Tidak lama Kak Hans datang dengan beberapa lembar soal di tangannya

"Hana, kamu sekarang kelas berapa ?
"Kelas 02 SMP, Kak.
"Mmmmm...baiklah...kamu coba kerjain soal ini yach....
"Ok..Kak..

Kak Hans, meninggalkanku dengan bebrapa lembar soal dan juice jeruk serta kue. Kakak ini sepertinya tahu dech kalau aku lagi laper dan haus....thanks Kak.....

Nggak sampai 30 menit,semua soal yang ada di depanku sudah selesai kukerjakan dengan rapi.
Daripada nunggu lama ku panggil Kak Hans supaya segera aku bisa tahu apakah aku bisa di terima atau nggak.

"Sudah selesai ?
"Iya Kak.
"Check dulu dech....

Ku lihat Kak Hans meneliti dengan cermat dan senyum - senyum kecil

"Hana...benar kamu kelas 2 SMP ?
"Iya Kak....ngapain saya bohong.
"Bukan...bukan....karna soal ini biasa kuberikan ke anak SMA, tapi kamu menjawab semuanya
benar, tidak ada yang salah satupun.

Aku hanya mesem - mesem malu jadinya....masalahnya...soal - soal tersebut bukan masalah bagiku
(maklum...matematika itu seperti kudapan bagiku...yang selalu membuatku pengen melahapnya terus)

"Kapan...kamu bisa mulai, Han?
"Gini...Kak...Hana...kapan aza bisa mulai asal jangan pas sekolah aza, hanya saat ini yang saya pikirkan...boleh tahu berapa yang Hana nanti peroleh dan beberapa pertemuan ?
"Ohhhh...itu...jangan kuatir Han...untuk sekali pertemuan aku beri kamu Rp. 200.000/jam dan untuk 02 orang anak...untuk jadwalnya kamu yang nentuin, karna aku hanya mengambil yang benar - benar private dan dalam 3 bulan mereka sudah bisa menguasai mata pelajaran yang mereka mau memperdalam dan aku juga tidak mau menerima murid yang main - main dalam belajar."
"Aduch...terimakasih banget Kak...."
"Cuman...gini Kak...saat ini aku lagi memerlukan dana untuk biaya operasi ayahku, yang harus dibayar dalam minggu ini...apakah Kakak bisa bantu ?

Kak Hans...berpikir dan sepertinya lagi menimbang - nimbang ucapanku.

"Ok...Han...aku terima permintaanmu...kira - kira berapa yang harus Kakak berikan ?
"Kalau...Kakak tidak keberatan. dan ada waktu....bisa ikut kerumahku dan berbicara dengan Ibuku mengenai hal tersebut.
"Baik...tunggu sebentar yach...."
"Ok...Kak...."

(di tunggu kisah selanjutnya yach.......apakah Hans benar - benar akan membantu Hana ?)


No comments:

Post a Comment